10 Safar: Keutamaan Sedekah di Tanggal Ini

10 Safar: Keutamaan Sedekah di Tanggal Ini

10 Safar: Keutamaan Sedekah di Tanggal Ini

08/08/2025 | Humas BAZNAS

Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah yang memiliki sejarah panjang dalam perjalanan umat Islam. Salah satu tanggal yang cukup dikenal oleh sebagian masyarakat adalah 10 Safar. Bagi sebagian umat Muslim, 10 Safar dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memperbanyak amal kebaikan, termasuk sedekah. Meskipun tidak ada dalil khusus yang menetapkan keistimewaan tanggal ini secara syariat, banyak ulama mendorong untuk memanfaatkannya sebagai momentum memperkuat hubungan dengan Allah SWT melalui amal saleh.

Dalam tradisi sebagian masyarakat, 10 Safar sering dihubungkan dengan momentum introspeksi diri dan meningkatkan kepedulian sosial. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah sedekah, karena sedekah memiliki kekuatan besar dalam membersihkan harta, menolak bala, dan membawa keberkahan hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu memadamkan murka Allah dan menolak kematian yang buruk” (HR. Tirmidzi).

Dengan memahami makna 10 Safar, umat Islam dapat menjadikannya sebagai pengingat untuk memperbanyak amal kebajikan. Tanggal ini bisa menjadi momen mengajak keluarga dan masyarakat sekitar untuk saling berbagi. Terlebih, sedekah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi, karena akan menjadi tabungan pahala yang mengalir hingga hari kiamat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana 10 Safar dapat dijadikan momentum penting untuk sedekah, sejarah singkat yang terkait dengan bulan Safar, serta hikmah dan dampak positif dari berbagi pada tanggal ini. Penjelasan ini diharapkan dapat memotivasi umat Islam untuk semakin mencintai sedekah, baik di 10 Safar maupun di hari-hari lainnya.

1. Sejarah Singkat Bulan Safar dan 10 Safar

Bulan Safar dalam sejarah Arab pra-Islam dikenal sebagai salah satu bulan yang dianggap penuh tantangan. Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab Jahiliyah memiliki berbagai mitos terkait bulan ini, bahkan ada yang meyakini bahwa bulan Safar adalah bulan sial. Namun, setelah datangnya Islam, Rasulullah SAW menegaskan bahwa keyakinan tersebut tidak benar. Dalam sebuah hadits beliau bersabda, “Tidak ada kesialan pada bulan Safar…” (HR. Bukhari dan Muslim).

10 Safar sendiri dalam catatan sejarah tidak memiliki peristiwa besar yang secara langsung diabadikan dalam Al-Qur’an atau hadits shahih. Namun, sebagian masyarakat Muslim di berbagai wilayah menjadikannya sebagai momen untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amal kebaikan, termasuk sedekah. Amalan ini lahir dari kesadaran bahwa setiap waktu adalah kesempatan untuk berbuat baik, dan 10 Safar bisa menjadi salah satunya.

Di beberapa daerah, 10 Safar juga dijadikan waktu untuk mengingat kembali perjuangan umat Islam dalam menghadapi masa-masa sulit. Hal ini mendorong masyarakat untuk saling membantu, terutama melalui sedekah. Sedekah pada 10 Safar dianggap sebagai bentuk perlindungan dari berbagai kesulitan yang mungkin dihadapi di masa depan.

Tradisi sedekah pada 10 Safar juga sering dikaitkan dengan ajaran untuk menolak bala. Walaupun secara syariat tidak ada ketetapan khusus untuk hal ini, para ulama sepakat bahwa sedekah memang dapat menjadi sebab datangnya perlindungan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Bersegeralah bersedekah, karena musibah dan bencana tidak dapat mendahului sedekah” (HR. Thabrani).

Oleh karena itu, memahami sejarah bulan Safar dan posisi 10 Safar di tengah masyarakat dapat membantu kita melihat tanggal ini sebagai momentum positif untuk menghidupkan semangat berbagi. Sedekah di 10 Safar bukan hanya tradisi, melainkan langkah nyata dalam menebar manfaat.

2. Keutamaan Sedekah pada 10 Safar

Sedekah adalah salah satu amal yang memiliki banyak keutamaan, baik di dunia maupun di akhirat. Pada 10 Safar, sedekah bisa dimaknai sebagai bentuk kesyukuran atas nikmat yang telah Allah berikan dan permohonan perlindungan dari segala keburukan. Rasulullah SAW bersabda, “Lindungilah dirimu dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pertama, sedekah di 10 Safar menjadi sarana membersihkan harta. Setiap rezeki yang kita terima tidak terlepas dari kemungkinan bercampurnya hal-hal yang tidak kita sadari. Dengan sedekah, harta menjadi lebih bersih dan berkah. Kedua, sedekah di 10 Safar juga menjadi sebab datangnya rezeki yang lebih luas, sebagaimana janji Allah dalam QS. Saba’ <34>:39, “Apa saja yang kamu nafkahkan, Allah akan menggantinya.”

Ketiga, sedekah di 10 Safar dapat menjadi perisai dari musibah. Banyak ulama menjelaskan bahwa sedekah memiliki kekuatan spiritual untuk menolak berbagai macam bencana. Hal ini bukan berarti sedekah menjamin kita bebas dari ujian, tetapi sedekah dapat meringankan dampaknya dan menjadi sebab datangnya pertolongan Allah.

Keempat, sedekah di 10 Safar dapat melembutkan hati. Memberi kepada yang membutuhkan membuat kita lebih peka terhadap penderitaan orang lain. Ini adalah nilai yang sangat penting dalam Islam, di mana kepedulian sosial menjadi bagian dari iman. Rasulullah SAW bahkan menyamakan mukmin yang saling peduli seperti satu tubuh: ketika satu bagian sakit, seluruh tubuh ikut merasakannya.

Kelima, sedekah di 10 Safar memberi peluang pahala yang terus mengalir. Sedekah yang digunakan untuk hal-hal bermanfaat seperti pendidikan, fasilitas ibadah, atau bantuan modal usaha akan menjadi amal jariyah. Artinya, meskipun kita telah tiada, pahalanya akan terus bertambah selama manfaatnya dirasakan oleh orang lain.

3. Cara Memaksimalkan Sedekah di 10 Safar

Agar sedekah di 10 Safar menjadi lebih bermakna, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, niatkan sedekah semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian. Niat yang tulus akan membuat sedekah bernilai ibadah dan mendapat balasan dari Allah.

Kedua, sedekah di 10 Safar bisa diarahkan kepada yang benar-benar membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, atau korban bencana. Dengan begitu, sedekah akan tepat sasaran dan memberi dampak langsung. Ketiga, kita bisa menggabungkan sedekah materi dan non-materi. Sedekah materi berupa uang, makanan, atau barang kebutuhan, sedangkan sedekah non-materi berupa tenaga, ilmu, atau doa.

Keempat, manfaatkan 10 Safar sebagai momentum untuk mengajak keluarga dan lingkungan sekitar ikut bersedekah. Misalnya dengan membuat program sedekah bersama, kotak infak keluarga, atau berbagi makanan di lingkungan sekitar. Kebiasaan ini bisa menumbuhkan budaya saling membantu di tengah masyarakat.

Kelima, dokumentasikan dan evaluasi sedekah yang dilakukan di 10 Safar. Hal ini bukan untuk riya’, melainkan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan motivasi agar di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Dengan evaluasi, kita bisa melihat sejauh mana sedekah di 10 Safar memberi manfaat bagi penerima dan perubahan dalam diri kita sendiri.

Menjadikan 10 Safar sebagai Momentum Kebaikan

10 Safar adalah waktu yang bisa kita jadikan pengingat untuk memperbanyak amal kebaikan, terutama sedekah. Meskipun tidak ada dalil khusus yang mengatur tentang keutamaan tanggal ini, Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersedekah kapan pun. Sedekah di 10 Safar bukan hanya tradisi, tetapi juga bentuk nyata rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.

Melalui sedekah di 10 Safar, kita belajar untuk mengutamakan kemaslahatan bersama, membersihkan harta, dan mengundang keberkahan hidup. Rasulullah SAW telah memberi teladan dengan hidup penuh kepedulian sosial, dan sedekah adalah salah satu warisan ajaran beliau yang paling agung.

Semoga setiap 10 Safar menjadi momentum untuk meneguhkan hati, memperbanyak amal saleh, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Dengan begitu, kita tidak hanya mendapatkan pahala di sisi Allah, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas masalah sosial di sekitar kita.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ