Dari Mustahik Jadi Pengusaha, BAZNAS Bantu Perkembangan Usaha Pentol Toyyati

Dari Mustahik Jadi Pengusaha, BAZNAS Bantu Perkembangan Usaha Pentol Toyyati

01/09/2025 | Humas BAZNAS RI

Di antara riuh kendaraan yang keluar masuk Terminal Trunojoyo, aroma gurih pentol rebus menyeruak dari sebuah gerobak sederhana bertuliskan Pentol Romantis. Gerobak itu milik Toyyati, seorang ibu rumah tangga yang kini dikenal banyak orang karena sajian pentolnya yang unik dan lezat.

Namun, di balik senyum ramahnya saat melayani pelanggan, tersimpan kisah perjuangan panjang penuh cinta dan keteguhan.

Sebelum berjualan, Toyyati bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pekerjaan itu ia jalani dengan ikhlas demi membantu ekonomi keluarga. Namun, suaminya, Arifuddin, tidak tega melihat istrinya harus bekerja pada orang lain. Ia kemudian menyarankan Toyyati untuk membuka usaha sendiri.

“Suami saya bilang, jangan lagi kerja di rumah orang. Lebih baik usaha sendiri. Akhirnya saya cerita cita-cita saya, pengen jualan pentol,” kenang Toyyati.

Cita-cita itu ternyata juga muncul dari sang buah hati. Anaknya yang masih kecil pernah berkata ingin ibunya berjualan pentol, karena pentol yang sering dibeli di luar membuatnya batuk-batuk.

Sejak itu, Arifuddin berusaha keras mengumpulkan modal dari hasil kayuhan becaknya. Rupiah demi rupiah ia sisihkan, hingga akhirnya cukup untuk membeli bahan dan membuat gerobak sederhana. Dari sanalah lahir Pentol Romantis.

Nama yang Penuh Makna

Nama Pentol Romantis bukan sekadar jualan strategi pemasaran, tetapi doa dan harapan. Toyyati ingin setiap pembeli merasa senang, bahagia, bahkan romantis ketika menikmatinya bersama keluarga atau pasangan.

“Kenapa dinamakan pentol romantis? Supaya orang senang makannya, bahagia, dan romantis bagi mereka yang sudah punya pasangan,” ujarnya sambil tersenyum.

Tak hanya namanya yang unik, rasa pentol buatan Toyyati pun membuat banyak orang ketagihan. Ia menawarkan berbagai pilihan isi, mulai dari daging, telur, hingga tahu. Namun, rahasia yang membuat dagangannya istimewa ada pada sambal khas racikan keluarganya.

“Sambel ini resep bapak saya di Sumenep. Katanya tidak boleh dibocorkan. Biasanya cuma dipakai di rumah, tapi ternyata pas dicampur ke saus pentol, rasanya enak sekali,” ungkapnya bangga.

BAZNAS Hadir Membantu

Perjalanan Toyyati tidak selalu mudah. Modal terbatas sering membuatnya kesulitan menjaga kelancaran usaha. Namun, harapan itu kembali menyala ketika ia mendapat pendampingan dan bantuan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Sampang).

Melalui program Qardhul Hasan, Toyyati memperoleh tambahan modal yang ia gunakan untuk membeli bahan baku seperti tepung, daging, telur, dan tomat.

“Alhamdulillah sangat terbantu. Uangnya saya pakai untuk belanja bahan, sisanya saya simpan. Semoga berkah,” tuturnya penuh syukur.

Dari Mustahik Menuju Muzaki

BAZNAS RI memang konsisten mendampingi para mustahik agar mampu berdaya, mandiri, dan pada akhirnya naik kelas menjadi muzakki. Kisah Toyyati adalah salah satu bukti nyata bahwa zakat yang dikelola dengan baik bisa menghadirkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.

Kini, setiap kali gerobak Pentol Romantis dikerubungi pembeli, Toyyati merasa usahanya bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga menjadi jalan menuju keberkahan.

“Semoga usaha ini terus maju, bisa membahagiakan keluarga, dan menjadi amal jariyah bagi saya dan suami,” ucapnya penuh harap.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ