Zuliyati, Pedagang Tangguh dari Jepara yang Bangkit Bersama Zmart BAZNAS RI
Zuliyati, Pedagang Tangguh dari Jepara yang Bangkit Bersama Zmart BAZNAS RI
16/07/2025 | Humas BAZNASDi sudut Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Jepara, sebuah warung kecil berdiri bersahaja di depan rumah Zuliyati. Di balik etalase sederhana itulah, selama lebih dari 25 tahun, Zuliyati mengais rezeki demi keluarganya. Bukan perjalanan mudah, tetapi kisah perempuan 52 tahun ini menjadi potret nyata bagaimana ketekunan, harapan, dan bantuan yang tepat bisa menyalakan kembali bara semangat yang nyaris padam.
Dulu, warung Zuliyati adalah salah satu yang paling ramai di kampungnya. Setiap hari, ratusan ribu rupiah mengalir dari hasil jualannya, bahkan tak jarang omzetnya tembus jutaan. Namun, waktu membawa perubahan. Toko-toko serupa mulai bermunculan, dan masalah keuangan keluarga ikut menghantam modal dagangnya. Sebagian uang usahanya justru habis untuk menopang pekerjaan sang anak yang sempat terpuruk.
“Dulu sehari bisa sampai jutaan omzetnya, Mas, tapi beberapa tahun ini paling ya 300 ribu-an,” tutur Zuliyati, matanya menyiratkan keikhlasan, meski jelas terasa ada getir yang tak bisa sepenuhnya ia sembunyikan. Senin siang (14/7/2025), usai menandatangani berita acara serah terima (BAST) bantuan dari Zmart BAZNAS RI, senyumnya mulai merekah—membawa cerita baru tentang harapan yang kembali tumbuh.
Bermula dari Sebungkus Sabun
Perjalanan Zuliyati menjadi pedagang berawal dari momen sederhana selepas kelahiran anak pertamanya. Di kampung, sudah lazim orang datang “tilik bayi” sambil membawa bingkisan. Waktu itu, rumah Zuliyati dipenuhi sabun mandi dan sabun cuci pemberian para tamu.
“Ada saudara yang nyeletuk, ‘Mbak, ini sabun banyak banget, kenapa gak dijual aja?’” kenangnya sambil tersenyum kecil. Saran itu menjadi titik balik. Dari hanya menjual sabun, barang-barang di warungnya bertambah sedikit demi sedikit. Hingga tanpa terasa, bisnis kecil itu menjadi sumber nafkah utama keluarganya.
Dengan hasil berdagang, Zuliyati mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga bangku kuliah—sesuatu yang menjadi kebanggaan tersendiri baginya sebagai ibu dan pedagang kecil. “Alhamdulillah, dari warung ini saya bisa membiayai sekolah anak-anak. Mereka bisa kuliah tanpa harus membebani orang lain,” ucapnya, penuh syukur.
Ketika Omzet Menurun, Harapan Nyaris Pupus
Namun, seiring waktu, Zuliyati menghadapi kenyataan pahit yang kerap menghantui para pedagang kecil. Persaingan semakin ketat, pelanggan makin banyak pilihan, dan kondisi ekonomi yang tak menentu ikut menggerus pendapatan. Di saat yang sama, tanggung jawab keluarga menuntut pengorbanan. Modal dagang yang selama ini dikumpulkan, terpaksa terkuras demi membantu usaha anaknya yang tengah merugi.
“Namanya orang tua, ya Mas… kalau anak butuh, pasti kita bantu. Tapi dampaknya ke usaha saya juga, modal jadi berkurang.”
Saat omzet terus menurun, Zuliyati sempat merasa putus asa. Pernah terbersit di benaknya untuk berhenti berdagang. Namun, ada satu hal yang menahannya—tanggung jawab sebagai ibu yang ingin terus berjuang demi masa depan anak-anak.
Zmart BAZNAS RI Datang Membawa Angin Segar
Di tengah kondisi itu, Zuliyati menemukan harapan baru lewat program Zmart BAZNAS RI. Melalui program pemberdayaan ekonomi ini, Zuliyati tidak hanya menerima bantuan modal, tetapi juga pendampingan usaha yang membuatnya merasa tidak berjalan sendirian.
“Kami sangat berterima kasih kepada BAZNAS RI. Bantuan ini benar-benar membantu kami, bukan cuma soal uang, tapi juga motivasi untuk terus maju.” kata Zuliyati, matanya berbinar.
Program Zmart memang dirancang bukan sekadar memberi, tapi juga menguatkan. Melalui pelatihan, pendampingan, dan monitoring, Zmart mendorong para pelaku usaha mikro agar mandiri dan naik kelas. Bagi Zuliyati, ini seperti suntikan semangat baru setelah lama terpuruk.
“Pendamping dari Zmart sering datang, ngajarin cara atur dagangan, ngasih tahu gimana biar omzet naik. Jadi saya gak merasa berjuang sendiri.”
Melangkah Maju dengan Harapan yang Baru
Kini, setelah mendapat suntikan modal dan pendampingan, Zuliyati mulai merasakan perubahan. Barang dagangan lebih lengkap, penataan lebih menarik, dan semangatnya kembali menyala. Ia merasa lebih percaya diri dalam mengelola warung yang selama ini menjadi sandaran hidup keluarganya.
“Saya percaya, dengan usaha dan doa, dibantu Zmart, insya Allah usaha ini bisa maju lagi. Bisa lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya penuh keyakinan.
Zuliyati juga mulai berani bermimpi lebih besar. Ia ingin memperluas usaha, menambah variasi dagangan, dan menjadi contoh bagi pedagang lain di desanya. Baginya, Zmart bukan sekadar program, tapi sahabat perjuangan.
“Semoga Zmart bisa terus membantu pedagang-pedagang kecil kayak kami. Kami ini memang kecil, tapi kalau dibantu dan dibina, pasti bisa besar,” katanya penuh harap.
Pesan Zuliyati: Jangan Pernah Menyerah
Di balik kisahnya, Zuliyati menitipkan pesan untuk para pedagang kecil yang mungkin tengah mengalami nasib serupa. Ia ingin mereka tahu bahwa jatuh bangun adalah bagian dari perjalanan, dan yang paling penting adalah tidak pernah menyerah.
“Saya yakin, asal mau berusaha dan gak gampang nyerah, pasti ada jalan. Apalagi kalau ada program kayak Zmart yang benar-benar peduli, insya Allah bisa bangkit lagi,” katanya mantap.
Bagi Zuliyati, perjuangan masih panjang. Tapi kini, langkahnya terasa lebih ringan karena ada tangan-tangan yang menyambut dan membimbing. Warung kecil di Desa Bawu itu pun kini tak lagi sekadar tempat berjualan, tapi menjadi saksi bisu perjuangan seorang ibu yang terus melangkah maju, membawa harapan di setiap langkahnya.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
